Mengenal Ibadah Haji dan Hikmah Hajidengan Baik
Mengucapkan dua kalimat syahadat, mengerjakan shalat, berpuasa di bulan Ramadhan, membayar zakat dan pergi haji merupakan rukun Islam yang harus dijalankan oleh semua umat muslim di dunia. Khusus untuk pergi haji, rukun Islam tersebut hanya diwajibkan bagi umat muslim yang mampu secara materi dan fisik saja. Bagi umat muslim yang tidak mampu secara materi dan fisiknya, mereka tidak diwajibkan untuk menjalankan ibadah haji. Ibadah haji merupakan ziarah ke tanah suci Mekkah yang dilakukan oleh umat muslim untuk menyempurnakan keislamannya. Setiap satu tahun sekali, ibadah haji dapat dilaksanakan oleh umat Islam yang mampu. Ziarah yang dilakukan ke tanah suci dilakukan sejak tanggal delapan Zulhijah hingga tanggal 12 Zulhijah. Di kelima hari tersebut, tanggal sembilan Zulhijah dikenal dengan hari haji. Para jamaah yang ingin menjalankan ibadah haji dapat memilih jenis haji yang akan mereka lakukan untuk mendapatkan hikmah haji yang diinginkan. Jika diperhatikan dengan seksama, ada tiga jenis ibadah haji yang perlu untuk kita ketahui, diantaranya:
- Haji Ifrad
Ifrad memiliki arti menyendiri. Pelaksanaan haji Ifrad sendiri dapat dilakukan jika orang tersebut memiliki tujuan untuk menyendirikan haji dan umrah. Dengan kata lain, orang muslim harus mendahulukan haji terlebih dahulu jika dibandingkan dengan umrah. Jika ibadah haji telah selesai dilakukan, umat muslim dapat melanjutkannya dengan menjalankan ibadah umrah.
- Haji Tamattu
Tamattu memiliki arti bersenang-senang. Umat Islam dapat menjalankan umrah terlebih dahulu dan dilakukan dengan menggunakan pakaian Ihram untuk menjalankan ibadah haji. Baik haji dan umrah dapat dilakukan pada tahun yang sama.
- Haji Qiran
Qiran memiliki arti menggabungkan. Jika umat muslim ingin menjalankan haji Qiran, maka mereka dapat berniat melakukan ibadah haji dan ibadah umrah dalam satu waktu. Umat Islam yang menjalankan ibadah haji Qiran akan melaksanakan dua kali tawaf dan dua kali Sa’i.
Ibadah haji sendiri merupakan ibadah berserah diri kepada Allah dan tunduk akan perintah-perintah-Nya. Karena merupakan ibadah yang kompleks, kita harus menjalankan ibadah haji dengan kenikmatan tersendiri. Jika diperhatikan dengan seksama, serangkaian kegiatan haji yang akan kita lakukan di tanah suci akan memberikan kenikmatan kepada kita sendiri. Perasaan spiritual yang tinggi merupakan salah satu hikmah haji yang akan kita rasakan. Guna mengetahui hikmat ibadah haji lainnya, simak ulasannya di bawah ini:
- Melatih kedisplinan
Salah satu hikmah dari menjalankan ibadah haji adalah melatih kedisiplinan. Dengan beragam jenis peraturan yang harus kita penuhi setiap waktunya, secara tidak langsung kita melakukan tindakan dengan penuh kedisplinan. Kita nantinya akan dilatih untuk menjalankan sholat tepat pada waktunya. Kita juga akan dilatih untuk berada di dalam kendaran pada waktu yang telah disepakati agar tidak ketinggalan.
- Mewujudkan persaudaraan
Sudah bukan menjadi rahasia lagi bahwa ketika kita menjalankan ibadah haji, kita akan bertemu dengan banyak jamaah haji. Jamaah haji tersebut tidak hanya berasal dari negara yang sama tetapi juga berasal dari negara yang berbeda. Setiap kegiatan yang akan kita lakukan juga akan dilakukan oleh jamaah tersebut. Kita akan bertemu kesemua jamaah yang datang untuk berhaji dan sering kali melakukan komunikasi dengan jamaah tersebut. Kebersamaan dan seringnya kita berkomunikasi dengan jamaah lain secara tidak langsung melahirkan tali persaudaraan dengan jamaah haji lainnya.
- Mendapatkan ketenangan batin
Hikmah lain yang akan kita dapatkan ketika menunaikan ibadah haji adalah mendapatkan ketenangan haji. Sering kali kita menemukan banyak orang-orang yang memiliki stress dan tingkal emosional yang tinggi akan merasa tenang setelah berhaji. Dengan berhaji, orang-orang dapat menggunakan kesempatan tersebut untuk berdoa kepada Allah SWT. Dengan berdoa kepada Allah, kita tidak hanya dapat mendekatkan diri kepada-Nya tetapi dapat membuat jiwa kita mendapatkan ketenangan.
- Menghayati perjalanan hidup yang pernah dilakukan oleh Nabi Ibrahim As
Selama kita menjalankan ibadah haji, secara tidak langsung kita dapat menghayati perjalanan hidup yang pernah dilalui oleh Nabi Ibrahim As, Nabi Adam As, Nabi Muhammad SAW dan Nabi Ismail As dalam satu kesempatan. Kita dapat melihat tempat-tempat suci yang dahulunya pernah dikunjungi oleh para nabi di jamannya. Tidak hanya itu, kita juga dapat mengetahui seberapa besar pengorbanan dan penderitaan yang dilalui oleh para nabi tersebut semasa hidup yang tidak akan pernah kita alami. Dari perjalanan hidup yang para nabi lalui, kita dapat melatih diri kita sendiri agar dapat hidup berta’awun atau bergotong royong dengan sesama.
- Mengetahui bahwa manusia adalah sama di mata Allah SWT
Ihram merupakan niat untuk menjalankan ibadah haji. Pada saat melaksanakan ihram, ada beberapa ketentuan yang harus dipenuhi oleh semua umat muslim. Bagi pria, mereka dianjurkan untuk mengenakan dua helai kain berwarna putih yang tidakdijahit. Pakaian tersebut menandakan akan kesucian diri. Ihram sendiri juga menjadi tanda bahwa ia telah memasrahkan dirinya kepada Allah SWT dengan melepas atribut keduniawiannya. Semua orang yang berihram memiliki posisi yang sama di mata Allah. Baik gelar, kekayaan dan kelas sosial tidak terlihat di mata Allah. Mereka memiliki posisi yang sama sebagai hamba Allah yang mendambakan ridho dan pahala dari Allah SWT.
Terikat dalam tauhid merupakan hikmah haji lainnya yang dapat kita ketahui. Di dalam menjalankan haji, kita harus melaksanakan tawaf. Tawaf sendiri merupakan kegiatan untuk mengelilingi kabah sebanyak tujuh kali. Dari kegiatan tersebut, tawaf memiliki lambang untuk berjuang di dalam menggapai sebuah tujuan tertentu. Kemanapun kita akan pergi, kita akan selalu terikat dengan tauhid. Untuk mendapatkan keinginan tertentu, kita sebaiknya selalu terikat dengan tauhid. Semakin dekat kita dengan rumah Allah, semakin dekat kita dengan tujuan meskipun harus menghadapi cobaan yang berat. Semakin kita jauh dari rumah Allah, semakin jauh jarak yang harus kita tempuh. Selain tauhid, hikmah berhaji lainnya adalah mengetahui bagaimana sulitnya dalam mencari rezeki. Hikmah tersebut dapat kita lihat melalui Sa’i. Ketika kita menjalankan Sa’i kita harus berlari-lari kecil dari bukit Shafa menuju ke Bukit Marwah. Kegiatan berlari-lari kecil tersebut bahkan kita lakukan sebanyak 7 kali. Sa’i sendiri merupakan kegiatan yang pernah dilakukan oleh Siti Hajar. Ia mencoba menemukan sumber air hanya demi anaknya ( Nabi Ismail As ) yang merasa kehausan. Pada saat itu, tanah tandus merupakan pemandangan yang dilihat dan dilalui oleh Siti Hajar. Siti Hajar terus berlarian hingga berulang kali hanya demi mendapatkan seteguk air untuk anaknya. Dengan ketakwaan dan tawakal yang dilakukan oleh Siti Hajar, Allah memberikan izin-Nya untuk memberikan sumber mata air kepadanya. Sumber mata air tersebut kini dikenal sebagai sumber air zam-zam yang tidak akan pernah kering hingga dunia berlalu.